Kota Jantho (Selasa, 28/11/2023) – Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar terus berupaya menyusun strategi dan kebijakan dalam menggali sumber-sumber baru yang berpotensi untuk menambah PAD. Oleh sebab itu, Pemkab Aceh Besar melalui Bappeda bekerjasama dengan Lembaga Emirates Development Research (EDR) melakukan Diseminasi Hasil Kajian Analisis Potensi PAD Sektor Properti Dan Pasar yang berlangsung di Aula Bappeda Aceh Besar, Kota Jantho. Acara ini dihadiri oleh Bapak Usman,M.Si (Usman Lamreung) selaku ketua lembaga EDR beserta Tim Ahli Kajian, Unsur Bappeda Aceh Besar, dan Perangkat Daerah terkait pengelolaan PAD.
Kepala Bappeda Aceh Besar Rahmawati,S.Pd dalam pembukaannya mengatakan 10 (sepuluh) tahun terakhir PAD Aceh Besar selalu berada di bawah target. Menurutnya, meskipun target PAD tidak terlalu tinggi dan sudah diturunkan, namun juga belum bisa dicapai secara maksimal. “Diseminasi ini harus menjadi ruang pemikiran bersama, untuk melihat peluang sektor PAD, terutama sektor properti dan pasar yang mungkin bisa kita gali lebih maksimal” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan Bappeda Aceh Besar telah melakukan beberapa kajian berkaitan dengan pembangunan daerah. Diseminasi terkait PAD hari ini adalah yang ke-4 ,dan sangat penting karena diproyeksikan agar bisa menjawab persoalan warning transfer fiskal di masa depan yang semakin minim. “Transfer Fiskal telah diwarning oleh pemerintah pusat untuk tidak lagi menjadi sumber pembangunan daerah, sehingga perlu fokus disektor PAD” jelas Rahmawati.
Bappeda Aceh Besar ke depan harus memiliki dasar yang kuat baik data maupun informasi dari kajian-kajian yang relevan, karena program pembangunan daerah nantinya harus mempunyai dasar dan indikator yang benar-benar jelas dan terukur. “Hari ini kita akan membahas secara lebih spesifik mengenai potensi PAD dari sektor properti dan pasar, sebagai potensi yang mungkin bisa menjadi tambahan PAD untuk kita gali lebih maksimal lagi” ujar satu-satunya Kepala Bappeda Perempuan di Aceh saat ini.
Ketua Lembaga EDR Usman,M.Si yang juga menjadi pemateri pada kegiatan ini menyebutkan ada beberapa potensi PAD sektor pasar yang belum bisa dimaksimalkan saat ini, karena terdapat beberapa persoalan yang mengakibatkan hilangnya potensi PAD. Menurutnya ada Lapak dan Los yang belum bisa difungsikan karena rusak dan sebagainya, maka aset daerah disini tidak berfungsi untuk menambah pendapatan, sehingga harus diperbaiki atau di rehabilitasi.
Berdasarkan analisis kondisi di lapangan pada sektor properti, terdapat pajak bumi dan bangunan (PBB) dibuat hanya saat pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB) dan pihak desa juga tidak mendata dengan baik pembangunan yang terjadi dilingkungannya. Oleh karena itu, Usman Lamreung menganjurkan agar pihak yang memungut PAD properti bersinergi dan berkoordinasi kembali jika ingin potensi PAD yang dimiliki dapat dikelola kembali dengan baik supaya Aceh Besar dapat mengambil peran dalam memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya.